Robo.Trico

Bagian 1

The Next trico?

Project Karen AI Assistant adalah generasi berikutnya dari Trico AI Assistant, dirancang untuk komputasi cepat, hybrid online‑offline, dan berfokus pada integrasi penuh dengan perangkat IoT. Dengan arsitektur Raspberry Pi 4 sebagai otak utama, disokong ESP32 CAM untuk deteksi emosi real‑time, serta fallback di Pi 3B, Karen menjelma menjadi “robot serumah” yang mampu bercakap, berekspresi, dan mengendalikan perangkat cerdas Anda. Artikel ini akan mengupas mulai latar belakang pengembangan, arsitektur teknis, persona interaktif, integrasi AIoT, contoh pemakaian, keunikan dibanding AI Home Assistant umum, hingga estimasi anggaran peluncuran akhir September mendatang.

Bagian 2

Latar Belakang Pengembangan

Ketika Trico AI Assistant menunjukkan bahwa AI berbasis web ringan bisa dijangkau masyarakat awam, ada kebutuhan baru: layanan AI yang tak hanya ngobrol, tetapi juga mengendalikan IoT, mampu menyesuaikan diri secara emosional, dan memberikan pengalaman multisensori. Karen lahir dari keinginan menjembatani gap ini—menghadirkan AI asisten “bernyawa” di ruang tamu, bukan sekadar chatbot di layar. Ide ini terinspirasi karakter Karen, istri Plankton di Spongebob, yang pintar, sinis, dan berkarakter kuat. Untuk mewujudkannya, dipilih Raspberry Pi 4 sebagai core computing dengan CPU lebih bertenaga, ditambah ESP32 CAM agar Karen dapat “melihat” wajah pengguna dan membaca ekspresi. Riset awal menitikberatkan pada stabilitas inferensi AI, analisis emosi dasar, dan respons sintesis suara natural—sehingga ketika jaringan lambat, modul fallback di Pi 3B tetap menjamin percakapan tidak terputus.

Bagian 3

Arsitektur Teknis Hybrid

Arsitektur Karen memadukan komputasi lokal dan cloud API. Otak utama di Raspberry Pi 4 menjalankan server Node.js/Python yang mengatur alur data, cache, dan pipeline TinyML. Ketika online, input suara ditangkap mic USB, lalu diolah STT lokal (WebAssembly/TensorFlow.js) dan dikirim ke API eksternal (mirip OpenRouter/ChatGPT) untuk dua‑tahap validasi: pertama menghasilkan respons kasar, kemudian refinemengoreksi gaya dan tata bahasa. Sementara itu, ESP32 CAM mengirim frame wajah ke Pi 4 untuk analisis emosi sederhana—senyum, alis terangkat, atau cemberut—menggunakan model TinyML. Jika koneksi terputus, Pi 3B mengambil alih STT off‑line dan rule‑based respons, menjamin Karen tetap bisa berbicara. TTS sintetis kemudian mengucapkan jawaban dengan suara hangat, menciptakan ilusi percakapan alami.

Bagian 4

Persona dan Pengalaman Interaktif

Karen memproyeksikan avatar animasi di layar tipis, menatap dan mengangguk sesuai konteks. Ketika Anda tersenyum, Karen memberi komentar ringan (“Wajah cerah pagi ini!”). Jika nada bicara terdengar serius, ia menurunkan intonasi. Sensor gerak ESP32 dapat mendeteksi gestur tangan, memungkinkan Karen merespons dengan gerakan kepala atau animasi kilatan cahaya di background. Ini lebih dari chatbot: ia adalah teman berbicara dengan persona kuat, puitis saat perlu, sarkastis sedikit untuk humor, namun selalu sopan. Semua dialog direkam lokal (LocalStorage) untuk privasi, dan dapat diekspor jika Anda butuh jurnal percakapan.

Bagian 5

Integrasi Penuh AIoT

Karen bukan hanya berbicara: ia bisa mengendalikan lampu, termostat, dan peralatan lain via MQTT ataupun Bluetooth. Misalnya, perintah “Hangatkan ruang tamu” akan memicu smart plug lewat broker MQTT di Pi 4. Sensor suhu IoT memberi umpan balik otomatis agar suhu ruangan sesuai. Anda juga dapat menambahkan modul sensor gerak, kelembapan, atau kamera tambahan tanpa merombak sistem—cukup pasang ke ESP32, lalu konfigurasikan lewat antarmuka web. Konsep modular memungkinkan setiap pengguna “menenun” fitur sesuai kebutuhan, layaknya motif batik Jlamprang yang kompleks namun indah.

Bagian 6

Use‑Case Kehidupan Sehari‑hari

  1. Pengingat Keseharian – Karen mengingatkan jadwal obat, rapat virtual, atau rutinitas olahraga lewat suara personal.
  2. Monitoring Keamanan Rumah – Dengan sensor gerak dan kamera, Karen memonitor pintu, memberi notifikasi saat deteksi aktivitas mencurigakan.
  3. Pembantu Edukasi Anak – Modul tanya‑jawab membantu anak belajar bahasa, matematika, atau sejarah batik, memberikan umpan balik langsung.
  4. Pemandu Hiburan – Karen dapat memutar musik, membaca berita pagi, atau bercerita dongeng interaktif.
  5. Notulensi Ringkas – Saat rapat keluarga atau diskusi, cukup tekan tombol “rekam” dan nota otomatis tersedia di email Anda.

Bagian 7

Keunikan dibanding AI Home Assistant Umum

Berbeda dari asisten populer (mis. Alexa, Google Home) yang mengandalkan cloud penuh, Karen mengutamakan privasi dan kestabilan:

  • Inferensi Lokal Hybrid: fallback offline memastikan interaksi tetap berjalan tanpa cloud.
  • Deteksi Emosi Real‑Time: bukan hanya mengenali kata, tapi juga ekspresi wajah.
  • Persona Kultural: avatar dan narasi dibalut referensi lokal (istilah Jawa Tengah seperti “gayeng”, “srawung”)—membuat interaksi terasa akrab di nusantara.
  • Modular IoT Internal: kontrol perangkat lewat ESP32/MQTT tanpa memerlukan layanan langganan pihak ketiga.
  • Desain Mandiri: kode open‑source di front-end, mudah dikustom oleh pengembang lokal.

Bagian 8

Perkiraan Anggaran Peluncuran

Untuk memproduksi Prototipe Karen akhir September:

  • Raspberry Pi 4 (4 GB): Rp1.200.000
  • Raspberry Pi 3B (fallback): Rp800.000
  • ESP32 CAM & ESP32: Rp250.000
  • Monitor tipis 7″: Rp400.000
  • USB mic & speaker: Rp150.000
  • Modul IoT (MQTT sensor, smart plug): Rp300.000
  • Pengembangan & integrasi software (opsional outsourcing): Rp5.000.000
  • Domain & hosting untuk API proxy: Rp1.000.000/tahun
  • Biaya tak terduga & material: Rp500.000

Total Estimasi: ~Rp9.600.000

Dengan anggaran di bawah 10 juta rupiah, Karen AI Assistant siap meluncur sebagai solusi AIoT rumahan yang cepat, cerdas, dan penuh karakter—mewujudkan visi “kawan serumah” generasi masa depan.